Menara Air di Jambi
Awal Mula Menara Air di Jambi
Menara Air Benteng di Kecamatan Telanaipura terlihat sekilas hanyalah tampak bangunan tua biasa untuk menyalurkan air di Kota Jambi.
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menara Air Benteng di Kecamatan Telanaipura terlihat sekilas hanyalah tampak bangunan tua biasa untuk menyalurkan air di Kota Jambi.
Menara ini terdiri dari 3 buah bangunan, dengan luas bangunan berdiameter 9,360 meter dan tinggi 24,150 meter.
Ternyata Menara Air Benteng yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No 50a, Murni, Telanaipura, Kota Jambi, berdiri sejak tahun 1928, merupakan salah satu peninggalan pada jaman penjajahan Belanda.
• Awal Mula Berdirinya Batanghari, Kabupaten Tua di Provinsi Jambi
• Mengenal Taman Hutan Pinus Kota Jambi, Pada 1964 Jadi Tempat Konservasi Tanaman Unik
Di balik menara tua yang usang tersebut, banyak sejarah dan saksi perjuangan masyarakat dan pejuang Jambi pada masa kolonial penjajahan Belanda pada jaman dahulu.
Pada 19 Agustus 1945 Menara Air Benteng Kota Jambi dipakai untuk tempat pertama kali pengibaran bendera merah putih, oleh dua orang pemuda yaitu R Husin Akip dan M.Amin Aini dengan dikawal oleh beberapa pemuda.
Setelah kemerdekaan, Menara Air Benteng diambil alih oleh Pemerintahan Kota Jambi dan dialihfungsikan sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang.
Air tersebut disalurkan ke daerah yang hanya dekat dengan menara karena kapasitas penampungan saat itu kecil, seiring dengan perluasan daerah di Kota Jambi, pemerintah kota jambi mengambil kebijakan dengan membuat PDAM di daerah Broni.
Manara Air Benteng sempat dinonaktifkan pada tahun 1982 dan pada tahun 1995 diaktifkan kembali.
• Perbedaan Kolang-kaling Jambi untuk Menu Buka Puasa, Kaya Kandungan Nutrisi
• Pesona Masjid Tua di Seberang Kota Jambi, Dibangun Sejak 1880